Jumat, 08 Maret 2013

Raden Ngabehi Ronggowarsito




KOLOTIDO


Salah satu cuplikan karya sastra tembang "Sinom" dalam "Serat Kalatido" bab.8, seperti di bawah ini:
  • Amenangi jaman edan ewuh aya ing Pambudi
  • melu edan ora tahan
  • yen tan melu anglakoni boya kaduman melik
  • kaliren wekasanipun
  • Dillalah karsaning Allah
  • Sakbeja-bejane wong kang lali
  • luwih beja kang eling lan waspada . .
Bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia kurang lebih berbunyi:
  • Mengalami jaman gila, serba repot dalam bertindak,
  • ikut gila tidak tahan
  • jika tidak ikut berbuat gila tidak memperoleh bagian hak milik,
  • akhirnya menjadi ketaparan.
  • Namun dari kehendak Allah,
  • seuntung untungnya orang yang lupa diri,
  • masih lebih babagia orang yang ingat dan waspada.
Kemudian gubahan ini diakhiri dengan sebaris Gatra yang bersandiasma, berbunyi "bo-rong ang-GA sa-WAR-ga me-SI mar-TA-ya". Mengandung arti rasa berserah diri kehadapan Yang Maha Esa yang rnenguasai alam sorga, tempat yang memuat kehidupan langgeng sejati.
Masyarakat Jawa tidak akan gampang melupakan sastrawan dan pujangga besar bernama Raden Ngabehi (R. Ng.) Ronggowarsito. Tokoh yang hidup pada masa ke-emasan Keraton Surakarta tersebut adalah pujangga besar yang telah meninggalkan 'warisan tak terharga' berupa puluhan serat yang memiliki nilai dan akses estika menakjubkan. Ketekunannya pada sastra, budaya, teologi serta ditunjang bakat, mendudukkan ia sebagai pujangga terakhir Keraton Surakarta.
R. Ng. Ronggowarsito terlahir dengan nama kecil Bagus Burham pada tahun 1728 J atau 1802 M, putra dari RM. Ng. Pajangsworo . Kakeknya, RT Sastronagoro yang pertama kali menemukan satu jiwa yang teguh dan bakat yang besar di balik kenakalan Burham kecil yang memang terkenal bengal.Sastronagoro kemudian mengambil inisiatif untuk mengirimnya nyantri ke Pesantren Gebang Tinatar di Ponorogo asuhan Kyai Kasan Besari .
Sebagai putra bangsawan Burham memiliki seorang emban bernama Ki Tanujoyo sebagai guru mistiknya. Di masa kematangannya sebagai pujangga, Ronggowarsito dengan gamblang dan wijang mampu menuangkan suara jaman dalam serat-serat yang ditulisnya. Ronggowarsito memulai karirnya sebagai sastrawan dengan menulis Serat Jayengbaya ketika masih menjadi mantri carik di Kadipaten Anom dengan sebutan M. Ng. Sorotoko . Dalam serat ini dia berhasil menampilkan tokoh seorang pengangguran bernama Jayengboyo yang konyol dan lincah bermain-main dengan imajinasinya tentang pekerjaan. Sebagai seorang intelektual, Ronggowarsito menulis banyak hal tentang sisi kehidupan. Pemikirannya tentang dunia tasawuf tertuang diantaranya dalam Serat Wirid Hidayatjati , pengamatan sosialnya termuat dalam Serat Kalatidha , dan kelebihan beliau dalam dunia ramalan terdapat dalam Serat Jaka Lodhang , bahkan pada Serat Sabda Jatiterdapat sebuah ramalan tentang saat kematiannya sendiri.
Pertama mengabdi pada keraton Surakarta Hadiningrat dengan pangkat Jajar. Pangkat ini meembuatnya menyandang nama Mas Panjangswara ., adalah putra sulung Raden Mas Tumenggung Sastranegara, pujangga kraton Surakarta .. Saat kecil ia diasuh oleh abdi yang amat kasih bernama Ki Tanudjaja. Hubungan dan pergaulan keduanya membuat Ranggawaraita memiliki jiwa cinta kasih dengan orang-orang kecil (wong cilik). Ki Tanudjaja mempengaruhi kepribadian Ranggawarsita dalam penghargaannya kepada wong cilik dan berkemampuan terbatas. Karena pergaulan itu, maka dikemudian hari, karakter Bagus Burham berkembang menjadi semakin bijaksana.
Menjelang dewasa (1813 Masehi), ia pergi berguru kepada Kyai Imam Besari dipondok Gebang Tinatar. Tanggung jawab selama berguru itu sepenuhnya diserahkan pada Ki Tanudjaja. Ternyata telah lebih dua bulan, tidak maju-rnaju, dan ia sangat ketinggalan dengan teman seangkatannya. Disamping itu, Bagus Burham di Panaraga memiliki tabiat buruk yang berupa kesukaan berjudi. Dalam tempo kurang satu tahun bekal 500 reyal habis bahkan 2 (dua) kudanyapun telah dijual. Sedangkan kemajuannya dalam belajar belum nampak., Kyai Imam Besari menyalahkan Ki Tanudjaja sebagai pamong yang selalu menuruti kehendak Bagus Burham yang kurang baik itu. Akhirnya Bagus Burham dan Ki Tanudjaja dengan diam-diam menghilang dari Pondok Gebang Tinatar menuju ke Mara. Disini mereka tinggal di rumah Ki ngasan Ngali saudara sepupu Ki Tanudjaja. Menurut rencana, dari Mara mereka akan menuju ke Kediri, untuk menghadap Bupati Kediri Pangeran Adipati Cakraningrat. Namun atas petunjuk Ki Ngasan Nga1i, mereka berdua tidak perlu ke Kediri, melainkan cukup menunggu kehadiran Sang Adipati Cakraningrat di Madiun saja, karena sang Adi pati akan mampir di Madiun dalam rangka menghadap ke Kraton Surakarta.
Selama menunggu kehadiran Adipati Cakraningrat itu, Bagus Burham dan Ki Tanudjaja berjualan 'klitikan' (barang bekas yang bermacam-macam yang mungkin masih bisa digunakan). Di pasar inilah Bagus Burham bertemu dengan Raden kanjeng Gombak, putri Adipati Cakraningrat, yang kelak menjadi istrinya.
Kemudian Burham dan Ki Tanudjaja meninggalkan Madiun. Kyai Imam Besari melaporkan peristiwa kepergian Bagus Burham dan Ki Tanudjaja kepada ayahanda serta neneknya di Solo / Surakarta. Raden Tumenggung Sastranegara memahami perihal itu, dan meminta kepada Kyai Imam Besari untuk ikut serta mencarinya.Selanjutnya Ki Jasana dan Ki Kramaleya diperintahkan mencarinya. Kedua utusan itu akhirnya berhasil menemukan Burham dan Ki Tanudjaja, lalu diajaknyalah mereka kembali ke Pondok Gebang Tinatar, untuk melanjutkan berguru kepada Kyai Imam Besari.
Ketika kembali ke Pondok, kenakalan Bagus Burham tidak mereda. Karena kejengkelannya, maka Kyai Imam Besari memarahi Bagus Burham. Akhirnya Bagus Burham menyesali perbuatannya dan sungguh-sungguh menyesal atas tindakannya yang kurang baik itu. Melalui proses kesadaran dan penghayatan terhadap kenyataan hidupnya itu, Bagus Burham menyadari perbuatannya dan menyesalkan hal itu. Dengan kesadarannya, ia lalu berusaha keras untuk menebus ketinggalannya dan berjanji tidak mengulangi kesalahannya, ia juga berusaha untuk memperhatikan kondisi sekitarnya, yang pada akhirnya justru mendorongnya untuk mengejar ketinggalan dalam belajar. Dengan demikian muncul kesadaran baru untuk berbuat baik dan luhur, sesuai dengan kemampuannya.
Sejak saat itu, Bagus Burham belajar dengan lancar dan cepat, sehingga Kyai Imam Besari dan teman-teman Bagus Burham menjadi heran atas kemajuan Bagus Burham itu. Dalam waktu singkat, Bagus Burham mampu melebihi teman-temannya. Setelah di Pondok Gebang Tinatar dirasa cukup, lalu kembali ke Surakarta, dan dididik oleh neneknya sendiri, yaitu Raden Tumenggung Sastranegara . Neneknya mendidik dengan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat berguna baginya.Setelah dikhitan pada tanggal 21 Mei l8l5 Masehi, Bagus Burham diserahkan kepada Gusti Panembahan Buminata , untuk mempelajari bidang Jaya-kawijayan (kepandajan untuk menolak suatu kejahatan atau membuat diri seseorang merniliki suatu kemampuan yang melebihi orang kebanyakan), kecerdas-an dan kemampuan jiwani. Setelah tamat berguru, Bagus Burham dipanggil oleh Sri Paduka PB.IV dan dianugerahi restu, yang terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:

Pertama: Pendidikan dan pembentukan kepribadian untuk mengatasi pubersitas. Hal ini dibuktikan dengan pendidikan Kyai Imam Besari, yang didasari oleh cinta kasih dan mengakibatkan Bagus Burham memiliki jiwa halus, teguh dan berkemauan keras. Pendidikan dan pembentukan kepribadian untuk mengatasi pubersitas. Hal ini dibuktikan dengan pendidikan Kyai Imam Besari, yang didasari oleh cinta kasih dan mengakibatkan Bagus Burham memiliki jiwa halus, teguh dan berkemauan keras. Pendidikan dan pembentukan kepribadian untuk mengatasi pubersitas. Hal ini dibuktikan dengan pendidikan Kyai Imam Besari, yang didasari oleh cinta kasih dan mengakibatkan Bagus Burham memiliki jiwa halus, teguh dan berkemauan keras.

Kedua: Pembentukan jiwa seni oleh neneknya sendiri, Raden Tumenggung Sastranagara, seorang pujangga berpengetahuan luas. Dalam hal pendidikan, RT.Sastranagara terkenal dengan gubahannya Sasana Sunu dan Dasanama Jarwa . Dari neneknya, Bagus Burham mendapatkan dasar-dasar tentang sastra Jawa.Pembentukan jiwa seni oleh neneknya sendiri, Raden Tumenggung Sastranagara, seorang pujangga berpengetahuan luas. Dalam hal pendidikan, RT. Sastranagara terkenal dengan gubahannya Sasana Sunu dan Dasanama Jarwa . Dari neneknya, Bagus Burham mendapatkan dasar-dasar tentang sastra Jawa.

Ketiga: Pembentukan rasa harga diri, kepercayaan diri dan keteguhan iman diperoleh dari Gusti Pangeran harya Buminata. Dari pangeran ini, diperoleh pula ilmu Jaya-kawijayan, kesaktian dan kanuragan. Proses inilah proses pendewasaan diri, agar siap dalam terjun kemasyarakat. dan siap menghadapai segala macam percobaan dan dinamika kehidupan.Bagus Burham secara kontinyu mendapat pendidikan lahir batin yang sesuai dengan perkembangan sifat-sifat kodratiahnya, bahkan ditambah dengan pengalamannya terjun mengembara ketempat-tempat yang dapat menggernbleng pribadinya. Seperti pengalaman ke Ngadiluwih, Ragajambi dan tanah Bali. Disamping gemblengan orang-orang tersebut diatas, terdapat pula bangsawan keraton yang juga memberi dorongan kuat untuk meningkatkan kemampuannya, sehingga karier dan martabatnya semakin meningkat. Tanggal 28 Oktober 1818, ia diangkat menjadi pegawai keraton dengan jabatan Carik Kaliwon di Kadipaten Anom, dengan gelar Rangga Pujangga Anom , atau lazimnya disebut dengan Rangga Panjanganom.
Bersamaan dengan itu, Mas Rangga Panjanganom melaksanakan pernikahan dengan Raden Ajeng Gombak dan diambil anak angkat oleh Gusti panembahan Buminata. Perkawinan dilaksanakan di Buminata. Saat itu usia Bagus Burham 21 tahun. Setelah selapan (35 hari) perkawinan, keduanya berkunjung ke Kediri, dalam hal ini Ki Tanudjaja ikut serta. Setelah berbakti kepada mertua, kemudianBagus Burham mohon untuk berguru ke Bali yang sebelumnya ke Surabaya.Demikian juga berguru kepada Kyai Tunggulwulung di Ngadiluwih, Kyai Ajar Wirakanta di Ragajambi dan Kyai Ajar Sidalaku di Tabanan-Bali. Dalam kesempatan berharga itu, beliau berhasil membawa pulang beberapa catatan peringatan perjalanan dan kumpulan kropak-kropak serta peninggalan lama dari Bali dan Kediri ke Surakarta.
Sekembali dari berguru, ia tinggal di Surakarta melaksanakan tugas sebagai abdi dalem keraton. Kemudian ia dianugerahi pangkat Mantri Carik dengan gelar Mas Ngabehi Sarataka , pada tahun 1822. Ketika terjadi perang Diponegoro (th.1825-1830), yaitu ketika jaman Sri Paduka PB VI, ia diangkat menjadi pegawai keraton sebagai Penewu Carik Kadipaten Anom dengan gelar Raden Ngabehi Ranggawarsita , yang selanjutnya bertempat tinggal di Pasar Kliwon. Dalam kesempatan itu, banyak sekali siswa-siswanya yang terdiri orang-orang asing, seperti CF Winter, Jonas Portier, CH Dowing, Jansen dan lainnya. Dengan CF.Winter, Ranggawarsita membantu menyusun kitab Paramasastra Jawa dengan judul Paramasastra Jawi . Dengan Jonas Portier ia membantu penerbitan majalah Bramartani, dalam kedudukannya sebagai redaktur.Majalah ini pada jaman PB VIII dirubah namanya menjadi Juru Martani. Namun pada jaman PB IX kembali dirubah menjadi Bramartani.
Setelah neneknya RT. Sastranegara wafat pada tanggal 21 April 1844, R.Ng. Ranggawarsita diangkat menjadi Kaliwon Kadipaten Anom dan menduduki jabatan sebagai Pujangga keraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1845. Pada tahun ini juga, Ranggawarsita kawin lagi dengan putri RMP. Jayengmarjasa. Ranggawarsita wafat pada tahun 1873 bulan Desember hari Rabu pon tanggal 24. Inalilahi waina ilahi rojiun. *

Kamis, 07 Maret 2013

SUBOSUKAWONOSRATEN

SUBOSUKAWONOSRATEN, apa itu? 

Orang di luar wilayah eks Karesidenan Surakarta mungkin menerka-nerka itu adalah gelar yang diberikan oleh Keraton Surakarta Hadiningrat atau Mangkunegaran kepada seseorang yang dianggap berjasa.

Subosukawonosraten adalah sebuah singkatan dari gabungan nama daerah, yakni Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten.
Di telinga kata itu memang terdengar asing. Di otak sulit diingat. Apalagi bagi orang-orang tua. Singkatan tersebut terlalu panjang. Padahal nama itu sudah "diekspor" ke Jerman ketika para pejabat daerah itu diundang sebuah lembaga konsultan pembangunan ekonomi kewilayahan dari negara itu untuk mengunjungi negara yang dipimpin oleh Kanselir Gerhard Schroeder.

Singkatan itu dibuat dengan tujuan antara lain untuk memajukan daerah di eks Karesidenan Surakarta. Beberapa daerah sekitar Kota Solo ingin maju bersama dalam satu wadah. Dengan menggabungkan nama daerah dalam satu wadah memudahkan cara "menjual" secara serentak, tidak sepotong-sepotong atau daerah per daerah. 

Membentuk brand image memang bukan pekerjaan mudah. Butuh waktu lama. Belum lagi biaya. "Kenapa harus Subosukawonosraten? Nama itu tak menjual. Nama itu ndesani," ujar teman. Ia menyarankan agar "Subosukawonosraten" diganti saja dengan "Solo Raya". Nama itu lebih singkat sehingga mudah dihafal. Namun yang lebih penting lagi nama Solo sudah terkenal di seluruh Indonesia, bahkan mancanegara. Nama Solo sudah melegenda.

Rabu, 06 Maret 2013

Makam Presiden RI Ke 2 Berada di Karanganyar

Batam ,7 maret 2013 ( Jurnal IPP PWKTB ) Astana Giribangun yang menjadi makam Soeharto dan Ibu Tien selalu ramai dikunjungi para peziarah. Mereka datang dalam rangkaian perjalanan ziarah makam wali-wali di Pulau Jawa.

Lokasinya berada di sebelah timur kota Solo, tepatnya di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, atau berjarak sekitar 35 km dari kota Bengawan. Meski jauh dari perkotaan dan berada di lereng pegunungan terpencil, tak membuat warga enggan untuk berziarah kesana. Tak hanya warga Solo dan sekitarnya tapi dari seluruh penjuru nusantara bahkan mancanegara.


"Meskipun terpencil dan jalanya menanjak dan berliku, tapi banyak yang berkunjung ke sini. Dari sabang sampai Merauke, tapi yang paling banyak dari Jawa Timur," ujar Sukirno, juru kunci Astana Giribangun.Sukirno mengatakan, jumlah pengunjung ke Astana Giribangun dari hari ke hari terus bertambah. Dalam sehari mencapai 300 peziarah, bahkan jika hari libur bisa mencapai 3 ribu pengunjung per hari.

Para pengunjung, lanjut Sukirno sebagian besar adalah para peziarah, yang mengakhiri wisata ziarah ke makam Walisongo. "Mereka itu kebanyakan sebelum ziarah ke sini, terlebih dulu ziarah ke makam walisongo. Ini satu kebanggaan buat kami," kata Sukirno.

Seluruh bangunan di astana hingga saat ini masih sangat terawat.Pintu utama Astana Giribangun terletak di sisi utara. Sisi selatan berbatasan langsung di jurang yang di bawahnya mengalir Kali Samin yang berkelok-kelok indah dipandang dari areal makam, terlihat bersih dan terawat. Sementara pintu di bagian timur kompleks makam yang langsung mengakses ke Astana Mangadeg, juga terlihat bersih dan rapi. Di dalam bangunan utama Astana terdapat 5 makam, yakni Soeharto, Tien Soeharto, kakak perempuan dan kedua orang tua Tien Soeharto.

Selain bangunan untuk pemakaman, terdapat sembilan bangunan pendukung lainnya. Di antaranya adalah masjid, rumah tempat peristirahatan bagi keluarga Soeharto jika berziarah, kamar mandi bagi peziarah utama, tandon air, gapura utama, dua tempat tunggu atau tempat istirahat bagi para wisatawan, rumah jaga dan tempat parkir khusus bagi mobil keluarga, semuanya dalam kondisi yang baik.
Selamat Berwisata ziarahMakam Presiden Ke 2 Ri  di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar ,Surakarta.

Musyawarah Mufakat Budaya Luhur yang di Campakkan

Musyawarah adalah proses pembahasan suatu persoalan dengan maksud mencapai keputusan bersama. Mufakat adalah kesepakatan yang dihasilkan setelah melakukan proses pembahasan dan perundingan bersama. Jadi musyawarah mufakat merupakan proses membahas persoalan secara bersama demi mencapai kesepakatan bersama. Musyawarah mufakat dilakukan sebagai cara untuk menghindari pemungutan suara yang menghasilkan kelompok minoritas dan mayoritas. Dengan musyawarah mufakat diharapkan dua atau beberapa pihak yang berbeda pendapat tidak terus bertikai dan mendapat jalan tengah. Karena itu, dalam proses musyawarah mufakat diperlukan kerendahan hati dan keikhlasan diri. 

Dalam kehidupan kemasyarakatan, musyawarah mufakat memiliki beberapa manfaat langsung, yaitu sebagai berikut :
a. Musyawarah mufakat merupakan cara yang tepat untuk mengatasi berbagai silang pendapat.
b. Musyawarah mufakat berpeluang mengurangi penggunaan kekerasan dalam memperjuangkan kepentingan.
c. Musyawarah mufakat berpotensi menghindari dan mengatasi kemungkinan terjadinya konflik.

Musyawarah mufakat merupakan nilai yang dihasilkan dari akar budaya bangsa Indonesia. Musyawarah mufakat secara tegas dinyatakan dalam sila keempat dasar negara kita, yaitu Pancasila. Sila keempat Pancasila menegaskan bahwa prinsip kerakyatan Indonesia harus dijalankan dengan cara permusyawaratan yang bijaksana.

Ada beberapa prinsip yang harus dipegang teguh dalam membuat keputusan bersama secara musyawarah mufakat, yakni sebagai berikut :
a. Pendapat disampaikan secara santun.
b. Menghormati pendapat orang lain yang bertentangan pendapat.
c. Mencari titik temu diantara pendapat-pendapat yang ada secara bijaksana.
d. Menerima keputusan bersama secara besar hati, meski tidak sesuai dengan keinginan.
e. Melaksanakan keputusan bersama dengan sepenuh hati.

Etika,Budaya dan Landasan Dasar Organisasi




Batam,7 Maret 2013 Jurnal Bolo Mudo Mudi Karanganyar Batam
Etika dan Moralitas
Etika adalah kebiasaan hidup yang baik,baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat (Keraf, 1991)
Moralitas adalah nilai-nilai normatif yang menjadi keyakinan dalam diri seseorang atau sesuatu badan/lembaga/organisasi yang menjadi pendorong melakukan sesuatu.
Etika Ilmu membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia

Tujuan Mempelajari Etika
Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia.
Pengertian Baik: Sesuatuhal dikatakan baik bila ia mendatangkan rahmat, dan memberikan perasaan senang, atau bahagia (Sesuatu dikatakan baik bila ia dihargai secara positif) 
Pengertian Buruk: Segala yang tercela. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.

Manfaat Etika
  • Membuat seseorang disegani, dihormati dan disenangi
  • Memudahkan hubungan baik dengan orang lain
  • Memberi keyakinan pada diri sendiri dalam setiap situasi
  • Memelihara suasana yang baik di lingkungan keluarga dan sekitarnya
Etika dalam Organisasi
Etika bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk, sedangkan administrasi adalah kongkrit dan harus mewujudkan apa yang diinginkan (get the job done). Pembicaraan tentang etika dalam organisasi adalah bagaimana mengaitkan keduanya, bagaimana gagasan-gagasan administrasi seperti ketertiban, efisiensi, kemanfaatan, produktivitas dapat menjelaskan etika dalam prakteknya. Dan bagaimana gagasan-gagasan dasar etika dapat mewujudkan yang baik dan menghindari yang buruk; dapat menjelaskan hakikat administrasi.
Budaya Organisasi

Pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahamii, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait seperti di atas.
Menurut Gibson et all (1996: 77)
“Kultur organisasi mengandung bauran nilai-nilai, kepercayaan, asumsi, persepsi, norma, kekhasan, dan pola perilaku”
Vijay Sathe melihat asumsi dasar yang diterapkan dalam suatu organisasi yang membagi “Sharing Assumption”. Asumsi nilai yang berlaku sama ini dianggap sebagai faktor-faktor yang membentuk budaya organisasi yang dapat dibagi menjadi:
Share Thing
Pakaian; seragam yang menjadi ciri khas organisasi
Share Saying
Ungkapan-ungkapan; slogan; misalnya tut wuri handayani dalam dunia pendidikan
Share Doing
Pertemuan; kerja bakti; kegiatan sosial
Share Feeling
Turut bela sungkawa; anniversary; ucapan selamat; wisuda mahasiswa

Fungsi Budaya:
Menurut Robbins (1996: 294) fungsi budaya Organisasi sebagai berikut:
  1. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
  2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
  3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
  4. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan standar-standar yang tepat untuk dilakukan karyawan.
  5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.

Dampak jika organisasi tidak memahami budaya organisasinya
Jika hal tersebut terjadi maka jalannya organisasi akan terhambat mengingat budaya merupakan bagian dari sikap dan komitmen anggota dan pimpinan yang ada dalam organisasi untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Apabila budaya organisasi tidak dipahami dan dimengerti yang kemudian dijalankan maka organisasi akan tumbuh tidak sesuai dengan rencana awal organisasi. Oleh karena itu, budaya organisasi harus diarahkan pada penciptaan nilai (values) yang pada intinya faktor-faktor yang terkandung dalam budaya organisasi harus mencakup nilai-nilai: Keyakinan, Nilai, Norma, Gaya, dan lain-lain. (Silalahi, 2004:8).

Landasan Dasar
aturan dan hukum dalam Organisasi berfungsi sebagai suatu alat pengendali agar suatu kinerja dalam suatu organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik. jika suatu organisasi aturan dan hukum tidak ada maka suatu organisasi tersebut tidak akan berjalan dengan baik dan akan menimbulkan konflik kepentingan baik antar individu ataupun antar organisasi. Untuk mengefektifkan peraturan tersebut butuh kesadaran untuk mematuhi peraturan yang sudah diterapkan dalam sebuah organisasi tersebut, maka dibuatlah hukum agar kita mematuhi hukum tersebut. Hukum tersebut juga berlaku dalam bersosialisasi contohnya dalam berorganisasi. Pentingnya hukum dalam organisasi agar pelaku dalam organisasi tersebut untuk mengatur perilaku Anggota ,Pengurus,Sistem dan Sarana Prasana.
Untuk mengatur Rumah Tangganya Organisasi memiliki sebuah Aturan Dasar sebagai Landasan dasar dan acuan yaitu berupa AD /ART ( Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ).AD /ART merupakan Undang-Undang Dasar atau Peraturan Dasar yang tertulis dalam Organisasi yang dibuat dan ditentukan oleh orang-orang yang berkecipung dalam organisasi tersebut.
Anggaran Dasar adalah Sebuah aturan dasar yang mengatur masalah-masalah vital yang harus ada pada awal organisasi tersebut terbentuk seperti landasan organisasi,Perangakat-perangkat organisasi,peran dan fungsi organisasi,tujuan organisasi dan keuangan organisasi.Pada intinya pada anggaran dasar akan dikupas tuntas segala permasalahan terkait definisi dan hal-hal yang mendasar yang menjadi acuan dalam sebuah organisasi.
Anggaran Rumah Tangga adalah sebuah Peraturan yang digunakan pada saat pelaksanaan yang lebih mengarah pada tehnis maupun tata cara pelaksanaan kegiatan dasar pada sebuah organisasi ,seperti wewenang Ketua Organisasi,Pembubaran,Syarat-syarat keanggotaan,Atribut,Lambang Organisasi dll.Dengan kata lain Anggaran Dasar Peraturan Peraturan dasar yang masaih bersifta Umum dalam sebuah organisasi sedangkan Anggaran rumah Tangga adalah adalah Penjelasan dari Anggaran Dasar secara terperinci.